Awalnya dia mengira berhasil menangkap ikan besar, tetapi setelah diangkat ternyata peluru kendali aktif, demikian laporan polisi pada Selasa lalu.
Polisi mengatakan, nelayan Florida itu benar-benar memperoleh hasil tangkapan luar biasa, peluru kendali udara-ke-udara yang kondisinya tidak stabil.
Beruntung Rodney Salomon tidak panik,
dan tetap menjelajahi jalur penangkapan ikan dengan menggunakan perahunya Bold Ventura di Teluk Meksiko selama 10 hari lagi, sebelum kembali ke pelabuhan.
"Saya mengikatnya di atap perahu, sementara kami menembus badai petir," kata Salomon, sebagaimana diberitakan media lokal Tampa Bay, 10 Connects News.
Satuan penjinak bom dari satu pangkalan militer yang tak jauh dari pelabuhan dan segera menjinakkan rudal tersebut.
Mereka mengatakan setibanya di pantai bahwa rudal sepanjang delapan kaki, yang rusak berat itu dapat meledak sewaktu-waktu.
"Saya tidak takut," kata Salomon, nelayan yang berusia 37 tahun, sebagaimana dikutip di dalam laporan media. "Mengapa mesti takut?"
"Salomon, yang berasal dari Saint Petersburg, Florida, berada 80 kilometer dari Kota Panama di Teluk Meksiko, ketika ia menaikkan bahan peledak militer tersebut," kata Kantor Sheriff Pinellas County.
Banyak ahli mengatakan, peluru kendali itu rusak gara-gara terlalu lama berada di air asin. Menurut tim penjinak bom, yang dikutip polisi, "Bom itu aktif dan berada dalam kondisi yang sangat tidak stabil."
Salomon bertanya kepada satuan penjinak bom apakah ia dapat menyimpan rudal tersebut sebagai kenang-kenangan setelah bom itu diamankan, tetapi permintaan tersebut ditolak.
Ia mengatakan, itu bukan pertama kali ia dan tiga awak perahunya, Bold Ventura, mengangkat bahan peledak. Beberapa hari setelah temuan tersebut, Salomon menemukan peledak lain. Namun, peledak terakhir itu berdetak sehingga ia memutuskan untuk membuangnya.
0 komentar:
Posting Komentar